Rabu, 14 Juli 2010

"Pemuja Oksigen", si Fusi Man yang Memesona


Jenis: Novel
Penulis: Brahmanto Anindito
Format: Buku cetak (kertas HVS di dalam)
Tebal: 390 + x halaman
Dimensi: 14 cm x 20 cm
Berat: 0,36 kg
ISBN: 978-0-557-45145-6
Penerbit: Jaring Pena (Jawa Pos Group)

Pernahkah Anda bermimpi hidup dalam satu tubuh dengan orang-orang yang Anda sayangi? Nyawa serta ruh Anda dan mereka menghuni satu tubuh bersama? Sehingga Anda akan lebih kuat, lebih pintar, lebih bijak, lebih berani, lebih bahagia. Takkan kesepian sepanjang hayat. Sebab setiap saat Anda bisa berpikir, bercanda, tertawa dan menangis bersama orang-orang itu.

Penggabungan manusia semacam ini disebut fusi. Sebuah inovasi yang sejak awal dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan penduduk dunia, tanpa perlu melibatkan kematian. Secara alamiah, teknologi fusi sekaligus berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia. Ini memang teknologi ideal yang brilian.

Namun dalam novel ini, teknologi fusi adalah … tragedi.

Dalam segala bidang, Laras dan Rimba senantiasa kompak saling menopang. Semuanya serba indah, sampai tibalah masa itu. Masa ketika kakak-beradik itu terhisap masuk dalam sebuah jaringan yang akhirnya merombak total hidup sang adik. Dimulai dari motor butut Rimba yang dirampas di jalan oleh dua utusan dari Laba-laba Bumi, kelompok pecinta lingkungan yang ekstrim. Kemudian seseorang tak dikenal tiba-tiba membisikkan tawaran berfusi ke telinga Rimba, beserta janji-janji indahnya.

Dan sekejap saja kehidupan keluarga yatim-piatu itu tak pernah sama lagi. Rimba yang menerima tawaran fusi langsung menghilang ditelan bumi. Cuma untuk mendapati bahwa organisasi lingkungan yang tenyata juga diikuti Laras itu hanyalah bagian kecil dari sebuah skenario raksasa. Inilah enigma yang bahkan para anggota Laba-laba Bumi tak sempat menyadarinya.

Maka bersama Nur, Sarip dan Rino, Rimba mencoba menarik benang merah dari kejadian-kejadian ganjil yang mereka alami. Terseog-seog menguak teka-teki siapa di balik tragedi penggabungan (fusi) manusia itu, dan apa tujuannya. Berhasil atau gagal usaha tersebut, mereka tahu, takdir sudah mustahil diubah. Keempat sahabat itu terlanjur menjadi makhluk fusi. Makhluk aneh yang tak punya identitas, masa lalu, dan masa depan.

Ada yang mengatakan Pemuja Oksigen adalah thriller, lantaran unsur perburuannya yang seru. Ada yang menggolongkannya sebagai misteri, sebab unsur pengungkapan pelakunya begitu menguras rasa penasaran. Ada lagi yang menyebut Pemuja Oksigen fiksi ilmiah, karena penjelasan demi penjelasan ilmiah yang renyah meluncur lancar di dalamnya.

Apapun itu, sisi drama novel ini juga digarap dengan apik. Para protagonis tampil manusiawi: punya kelemahan dan kadang begitu ringkih. Setting budaya, tempat dan waktu didesain riil. Semua peristiwa dalam Pemuja Oksigen terjadi di Indonesia, bukan dunia antah berantah. Bahkan lokasi seperti kota serta nama jalan ditulis akurat.

Pengarang memang melakukan beberapa riset untuk memperkuat cerita. Konteks dan penanggalan juga dibuat sesuai dengan yang terjadi pada tahun-tahun yang disebutkan dalam novel.

Pemuja Oksigen ditulis oleh seorang pengarang yang karya-karya fiksi maupun ilmiahnya telah bertebaran di media-media cetak nasional. Sebagian lagi tulisan sang pengarang memenangkan beberapa lomba berlevel nasional. Dan Pemuja Oksigen ini adalah buku kedua yang diterbitkannya.

Lalu, apa kata para pelahap novel-novel berkelas tentang Pemuja Oksigen?

“Sulit ditebak alurnya! Kejutan demi kejutan muncul tanpa disangka-sangka. Bagus banget imaji penulisnya. Selain itu, di Pemuja Oksigen, Anda akan disuguhi banyak nilai moral tanpa sedikit pun merasa digurui.”

Nur Halimah, Surabaya
Pengajar Ganesha Operation

“Kebanyakan bagian dari novel ini mampu menyedot perhatian dan membuat kita terhanyut. Terutama sosok Tidhak yang menurut saya berhasil telak memikat pembaca.”

Kurniawan Abdullah, Jakarta
Manajer Marketing Penerbit Serambi dan Penulis Buku The Mantra

“Brahmanto jelas telah melakukan riset untuk tulisan ini. Dia seperti sangat memahami seluk-beluk Surabaya. Fiksi yang realis tapi sekaligus futuristis. Kisah yang cerdas sekaligus religius.”

Elaine V. Acanthus, Pekanbaru
Pegawai BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)

“Orisinalitas idenya keren! Makhluk fusi, dihubungkan dengan isu lingkungan. Ini belum pernah ada dalam dunia perfiksian Indonesia, bahkan mungkin perfiksian internasional.”

Yulia Widhiari, Jember
Entrepreneur

“Satu kata: menghibur! Terus terang, saya baru tahu apa itu fusi setelah googling. Pertanyaannya, benarkah fusi bisa diterapkan pada manusia? Brahmanto mampu meyakinkan pembaca soal itu, sekaligus menggambarkan dengan baik apa konsekwensi dari teknologi ini. Seru, seru. Mendekati bagian akhir saya sampai berdoa, ‘Jangan habis dulu dong, jangan habis dulu.’”

Windri Arini, Surabaya
Editor Penerbit JP Books

Pemuja Oksigen dapat dibeli di toko buku-toko buku besar di kota Anda. Harga bandrolnya Rp 74.000.

Tapi, ada potongan 20% jika Anda memesannya melalui Warung Fiksi. Jadi novel yang bersetting di Surabaya, Madura, Bogor, Kebumen dan Sidoarjo ini bisa Anda peroleh hanya dengan Rp 59.000.

Bukan itu saja! Setiap novel yang dibeli dari Warung Fiksi akan ditandatangani langsung oleh penulisnya, sebagai ucapan terima kasihnya secara personal.

Untuk memperoleh novel ini, silakan transfer Rp 59.000 plus ongkos kirim. Warung Fiksi menggunakan jasa Posindo. Berikut tarif pengiriman untuk satu novel:

  • Jakarta, Surabaya dan sekitarnya: Rp 10.000
  • Kota-kota lain di Jawa: Rp 16.000
  • Kota-kota di luar Jawa: Rp 23.000

Silakan transfer ke BCA 518 0056 001 atau Bank Muamalat (BMI) 701 0854 522 a.n. Brahmanto Anindito. Setelah itu, kirim SMS berisi judul buku, nominal yang ditransfer, bank pengirim-penerima, tanggal transfer, nama Anda, alamat lengkap + kode pos, nomor telepon ke 081 550 93 515.

Misalnya: “pemuja oksigen, 75.000, bri-bca, 17juni, cindy a., jl. raya 15b jogja 98765, 081111111”

Sesudah pembayaran terkonfirmasi, Anda akan menerima Pemuja Oksigen dalam 2-4 hari kerja (tergantung lokasi Anda).

Pengaduan atau pemesanan dalam jumlah besar:
telepon (031) 81 55 77 99
email marketing@warungfiksi.net

Mengingat terbatasnya jumlah novel di Warung Fiksi, jika kebetulan stok habis, silakan kunjungi toko buku terdekat Anda atau hubungi Jaring Pena selaku penerbit. Mungkin mereka memberlakukan harga normal, yaitu Rp 74.000, untuk pembelian eceran.


sumber: warungfiksi.net

Rabu, 30 Juni 2010

Tipe Manakah Anda, Pemikir atau Pekerja?

TAHUKAH Anda bahwa tipe kepribadian seseorang bisa digunakan untuk membantunya mendapatkan pekerjaan atau karier idaman? Cari tahu tipe kepribadian Anda dan tiru bagaimana tipnya.

Menurut teori psikologi yang ada dan sudah diterima di kalangan luas, ada tujuh tipe kepribadian manusia. Setiap manusia pasti mewakili salah satu dari tipe tersebut. Ada pekerja, pemikir, penolong, sampai kreator.

Tipe-tipe ini bisa dianalisa untuk menentukan bagaimana sebaiknya orang tersebut mencari pekerjaan yang tepat untuknya. Berikut tujuh tipe kepribadian tersebut beserta solusi pencarian kerjanya, seperti dikutip dari livecareer.com.

Pekerja (realistis)

Tipe seperti ini adalah tipe orang yang puas jika berhasil menyelesaikan pekerjaannya. Mereka suka kegiatan fisik dan bekerja dengan tangannya. Karena tipe pekerja adalah orang yang termotivasi jika mendapatkan pujian, psikolog sosial Rachelle J Center, penulis Make the Right Career Move menyarankan agar orang dengan tipe ini menetapkan target per hari atau per minggu.

Misalnya dengan membuat target menyelesaikan tiga pekerjaan per hari. Jangan lupa juga untuk melakukan penyegaran dengan bersantai atau melakukan hobi agar saat kembali bekerja, pikiran dan tenaga bisa kembali segar.

Pemikir (investigator)

Mereka adalah orang yang selalu penasaran dengan apa yang terjadi di dunia.Mereka adalah orang yang senang menganalisa dan menggunakan berbagai metode untuk memecahkan masalah.

Gunakan rasa keingintahuan dan daya analisa tersebut untuk mencari perusahaan dan posisi yang baik bagi masa depan Anda. Jika sudah menemukannya, tonjolkan kualitas diri dengan membuat surat lamaran yang tak biasa dan mampu menarik perhatian perusahaan tersebut.

Persuader (orang yang persuasif)

Mereka adalah orang-orang yang senang berbincang dan memengaruhi orang lain. Karena itulah, penampilan mereka tampak percaya diri dan memiliki kualitas sebagai seorang pemimpin.

Orang-orang seperti ini, menurut Canter, adalah orang yang pandai mencari celah dan mampu mendapatkan pekerjaan yang terbaik. Mereka bisa menjual kelebihan mereka saat sedang melakukan networkingatau wawancara kerja.

Koordinator

Mereka adalah orang yang peduli terhadap detail. Mereka senang mengorganisasi dan ingin semua hal berjalan dengan lancar. Karena mereka adalah orang yang mampu mengumpulkan semua elemen hingga menjadi sebuah sistem yang berjalan efektif, elemen-elemen atau orang-orang yang bekerja di bawah panduannya ialah harta tak ternilai.

Jalin kerja sama yang baik dengan orang-orang itu karena mereka adalah jalan bagi perkembangan karier atau bisnis bagi tipe koordinator.

Kreator (artistik)

Mereka adalah orang-orang dengan pemikiran yang orisinal, kreatif, dan mudah menyesuaikan diri. Mereka juga senang berpikir out of the box.

Gunakan kelebihan beradaptasi saat mencari pekerjaan. Jangan ragu mencari pekerjaan di luar latar belakang pendidikan atau pekerjaan yang sama sekali baru karena pekerjaan baru tersebut bisa jadi akan membuat pikiran Anda semakin kreatif.

Penolong

Mereka adalah orang yang punya jiwa sosial tinggi,senang membantu orang lain, dan senang memberi saran bagi kebaikan orang lain. Cari tahu apa saja hal yang bisa dilakukan untuk membantu perusahaan tempat melamar kerja.

Cantumkan beberapa ide yang bisa diberikan ke perusahaan tersebut dan cantumkan di surat lamaran. Jika dipanggil, presentasikan ide-ide tersebut di hadapan mereka.

Pembantu

Mereka punya tingkat kesabaran yang tinggi dan senang menolong orang lain demi kenyamanan dan kebutuhan orang tersebut. Kebaikan dan ketulusan tersebut akan menarik simpati banyak orang dan bisa menjadi pintu bagi kesuksesan seorang bertipe pembantu.


sumber: http://news.id.msn.com/okezone

Selasa, 01 Juni 2010

Ijinkan Aku Menciummu, Ibu...

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore.

Setiap hari, aku 'dipaksa' membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan.

Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu.

Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah.

Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga. Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter di depannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya.

Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan, dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki, dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas, dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do'a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shalehah dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu.

Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu.

Aku akan datang dan menciummu Ibu..., meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.



SELAMAT HARI MERINDUKAN IBU....
SETIAP HARI SELALU RINDU...



sumber: dari blog tetangga